Air Terjun Rawe

Sesuai dengan namanya Air Terjun Bertingkat terdiri dari dua tingkatan. Letaknya sangat dekat dari air terjun Campuhan.

Rawe—Dusun Suku dan Dusun Gunung Rawe Kecamatan Luttawar Takengon, selain menyimpan potensi wisata Danau Laut Tawar, ternyata memiliki empat air terjun yang cukup indah karena berada dikawasan hutan tidak jauh dari Rawe.

Salah seorang warga Rawe Alwan Aman Baidawi (30) , Selasa (29/4) mengatakan keempat air terjun di Rawe tersebut berada di tempat yang berbeda. Selama ini, menurut Alwan, air terjun tersebut tidak pernah dikelola dengan baik oleh Pemda dan hanya menjadi pemandangan biasa disana.

Wartawan Koran ini bersama komunitas sepeda gunung CABC, Minggu lalu (27/4) berkesempatan melihat dua dari empat air terjun yang dimilik Rawe. Yaitu Tensaren (Air Terjun) Mpun Suut dan Tensaren Darmawi. Sementara dua air terjun lainnya tidak sempat dikunjungi karena memerlukan waktu perjalanan tiga jam kedalam hutan.

“Salah satu air terjun tersebut mencapai tinggi sekitar 50 meter lebih”, ujar Aman Mahyana (76) Imem Dusun Suku. Hal tersebut dibenarkan Alwan yang biasa berburu rusa ke lokasi air terjun terbesar di Rawe.

Menurut Aman Mahyana, selain memiliki empat air terjun, Rawe juga mempunyai sebuah gua tidak jauh dari Kampung setempat. Gua in dinamakan Loyang Sekam. “Dulu, Muslimin sembunyi di Gua Loyang Sekam”, kata Aman Mahyana.

Muslimin adalah gerilyawan pra kemerdekaan yang berjuang mengusir penjajah Belanda.

Warga Dusun Suku dan Dusun Gunung adalah petani yang menanam padi , kopi dan tanaan hortikultura. Aman Husni, (55) penduduk Suku Rawe mengatakan Rawe menyimpan banyak sejarah yang hingga kini masih terkuburkan.

Dikatakan Aman Husni, seorang Raja Aceh Tuanku Ibrahim bersama putranya Mahmudsyah pernah selama tiga tahun bersembunyi di Rawe dari kejaran Tentara Belanda. Lokasi Raja Aceh tinggal di Rawe, diabadikan warga Rawe menjadi Jalan “Daulat Aceh”.

“bahkan Tengku Ilyes Leube, petinggi DI/TII, dinikahkan dari Kampung Rawe”, ujar Aman Husni mengenang sejarah Rawe. Rumah tempat Raja Aceh disembunyikan di Rawe selama tiga tahun lebih, lanjut Aman Husni mempunyai tinggi tiga meter dengan jumlah tiang 12 buah , memiliki sembilan ruang dan sembilan tangga menuju ruang utama.

“Sayang rumah Raja Aceh itu sudah lama dibongkar “, ujar Aman Husni. Aman Husni, Aman Mahyana dan Alwan menyatakan selama ini , meski memiliki potensi wisata yang indah seperti air terjun, tapi belu ada sentuhan dari pihak manapun. Air terjun tersebut, kata warga Rawe merupakan asset warga yang perlu dikelola dengan baik.

Pengamatan Koran ini, selain keindahan danau dan persawahan penduduk yang bersusun rapi, Rawe menjanjikan potensi Alam indah bagi mereka yang suka bertualang. Kearfipan local masih tampak diseputaran Kampung yang menjaga kelestarian hutannya.

Sebelumnya, Kata Alwan, masyarakat Suku dan Gunung Rawe pernah

dikecewakan oleh sebuah rekanan yang merusak ekosistim Kampung setempat. Rekanan tersebut adalah PT. Gayotama Leoprovita yang mengambil material kerikil dari Kampung seempat guna membangun jalan Takengon-Bintang, Via Rawe.

Namun setelah jalan selesai, rekanan yang sudah merusak saluran air dan pembuangan air Kampung setempat tidak bertanggungjawab untuk memperbaikinya dan pergi begitu saja setelah proyek selesai.

Warga sudah melaporkan hal ini pada Wakil Ketua DPRK Aceh Tengah, Saib Nosarios yang berasal dari Kampung setempat namun belum juga mendapat tanggapan kontraktor. (Win Ruhdi Batin)

Lokasi

Ambengan, Sukasada, Indonesia

Peta dan Koordinat GPS: 8° 12' 5.20" S 115° 8' 19.29" E

Aksesbilitas

Kelompok pecinta olah raga bersepeda yang lebih dikenal dengan Central Aceh Bicycle Community (CABC) yang merupakan bagian dari Aceh Bicycle Community, terus mengkampanyekan olah raga bersepeda untuk kesehatan, bersepeda ke tempat kerja serta upaya-upaya promosi wisata tanah Gayo.

Wakil Ketua CABC Takengon, Khalisudin S.Pt, yang sejak PORDA Tahun lalu terus mengembangkan olah raga bersepeda ini, rutin melakukan kegiatan bersepeda seputaran Aceh Tengah, termasuk mengunjungi dan menggali potensi pariwisata yang belum dikelola.Seperti yang dilakukan CABC Aceh Tengah, Minggu (6/4) yang melakukan olah raga bersepeda jenis Mountain Bike ke bagian Selatan Danau dengan Rute Takengon-Rawe pulang pergi.

Dalam kesempatan itu, wartawan Harian Rakyat Aceh juga ikut serta anggota CABC lainnya Munawardi dan Fajar. Aceh Tengah merupakan surga bagi pecinta olah raga bersepeda untuk kesehatan dan untuk kenderaan bekerja. Takengon dengan topografinya yang merupakan kawasan pegunungan telah menjadikan kawasan pegunungan ini banyak dikunjungi pecinta olah raga bersepeda, selain untuk tujuan wisata dan tercatat sejak 2006 telah berkali-kali rombongan Atjeh Bicycle Community (ABC) berkunjung ke Tanah Gayo. ini berkat promosi dan undangan kita sebut Khalisuddin

Seperti saat mengunjungi lokasi air terjun yang sangat indah dan alami di Kampung Rawe Kecamatan Luttawar Takengon. Kearifan lokal masih terlihat disekitar kaki pegunungan Danau ini. Hutan pinus dan hutan asli masih terlihat di pinggir kampung yang dekat dengan aliran sungai meski tampak di dekat air terjun Tensaran Rawe terlihat sudah ada aktivitas penebangan untuk dijadikan kebun kopi warga. Jalan menuju lokasi air terjun Tensaren Rawe belum diaspal dan melewati sawah serta kebun kopi warga setempat.“Jalan alami seperti ini merupakan kesukaan pecinta sepeda”, terang Khalis sambil menggenjot pedal sepedanya pada tanjakan.

Sekitar 4 kilometer dari Kampung Rawe, air terjun Tensaren terlihat sangat indah dengan ketinggian air terjun kurang dari 100 meter yang menimbulkan uap air dan pelangi bila berada dibawah air terjun ini.Semuanya masih terlihat alami. Onggokan kayu dan tanaman lumut terlihat disekitar air terjun. Menurut warga setempat, meski jalan setapak kearah air terjun Tensaren, namun sudah banyak pengunjung yang datang melihat keindahan air terjun ini.Menurut Khalisuddin, sebaiknya jalan menunju Tensaren dibiarkan alami. Namun beberapa lokasi menuju Air terjun sebaiknya dibangun tempat istirahat dan Mushalla. Selebihnya, hutan dan ekosistim Air Terjun Tensaren Rawe sebaiknya dibiarkan alami karena hal itu merupakan daya tarik wisata yang disukai wisatawan local dan Asing.‘Kedepan, air terjun Tensaren Rawe akan dijadikan CABC sebagai salah satu rute kegiatan bersepeda santai. Karena menjanjikan pesona yang indah”, ungkap wakil ketua CABC Takengon. Dijelaskan Khalisuddin, di Aceh Tengah banyak sekali rute kegiatan bersepeda yang bisa dikunjungi setiap saat karena aksesnya dari pusat kota Takengon sangat dekat. Olah raga bersepeda, khususnya Mountain Bike (MTB) sangat cocok di Dataran Tinggi Gayo.

“Dijamin, pecinta olah raga bersepeda akan menemukan tempatnya di Takengon”, jelas Khalisudin yang banyak menerima pecinta olah raga sepeda dari Aceh. Baik warga local ataupun pekerja asing. Karena selain alam yang indah, udara pegunungan Aceh Tengah menjadi tempat tersendiri bagi mereka yang menyukai eksotika alam melalui kegiatan bersepeda (Win Ruhdi Bathin)

a.