Air Terjun Pongkar - Karimun

Air Terjun Pongkar berdekatan dengan Gunung Jantan dan terletak di hutan Lingung. Air terjun ini berada di ketinggian sekitar 700 m dpl

Perjalanan menuju tempat wisata air terjun berkelok-berkelok dengan pemandangan hamparan bukit. Setibanya disana, tidak ada tanda-tanda keberadaan objek wisata ditempat ini, hanya tempat parkir berupa lahan kosong dan beberapa warung. Untuk masuk ke loket air terjun, pengunjung harus berjalan kaki sejauh 200 meter dari parkiran. Dalam perjalanan menuju pintu masuk, saya bertanya kepada pak supir apa nama air terjun tersebut. Dengan berpikir keras si bapak menjawab, "ya namanya air terjun saja." Saya bingung mendengar jawabannya. Sesampainya di pintu masuk, saya melihat pagar bertulisakan "Taman Wisata Air Terjun Desa Pongkar-karimun". Setelah membaca pagar tersebut saya mengerti mengapa si pak supir bingung menjawab pertanyaan saya. Ternyata kebanyakan warga setempat terbiasa menyebut tempat wisata ini dengan sebutan air terjun saja dan beberapa menyebutnya dengan nama Air Terjun Pongkar.

Selain sebagai sarana rekreasi, taman wisata ini juga diperuntukkan sebagai hutan lindung. Di sepanjang jalan menuju air terjun terdapat pohon-pohon langka seperti pohon Beluka dan Pulai. Saya sempat dikagetkan dengan bunyi-bunyian dari arah pohononan, ternyata seekor monyet sedang asyik bergelantungan. Keasrian membuat satwa-satwa tetap terpelihara di kawasan ini.

Tak terasa sudah sekitar sepuluh menit saya berjalan, dan sampailah saya di air terjun. Pengunjung dapat dengan mudah mencapai air terjun, selain karena medannya yang tidak terlalu berat, jalan menuju air terjun sudah tertata dengan baik. Jalan sudah disemen dan terdapat beberapa tangga dan jembatan.

Karakteristik air terjun tersebut tidak seperti air terjun yang terdapat di pulau Jawa. Tebing air terjun di desa Pongkar tidak terlalu tinggi dan tidak berarus besar. Melihat air yang meleleh di tebing batu mini itu sangat sangat menyejukan mata. Tepat di bawahnya dibangun dua buah kolam yang dialiri air terjun. Pengunjung dapat berendam dan berenang di kolam tersebut. Banyak juga yang langsung duduk dibawah air terjun untuk mendapatkan sensasi pijitan arus air.

Pengunjung juga bisa meneruskan perjalanan ke atas bukit. Untuk mencapai puncak dapat dilakukan dengan berjalan kaki santai selama dua jam. Di puncak bukit terdapat menara Bea Cukai yang sudah tidak terpakai lagi. Dahulu menara tersebut digunakan untuk memantau penyelundupan di perairan sekitar pualu Karimun. Dari atas puncak kita dapat melihat hamparan laut dan negara Malaysia. Sayang sekali, saya terlalu sore tiba di air terjun sehingga tidak memungkinkan untuk mendaki sampai puncak bukit.

Senja tiba dan saatnya kembali ke penginapan, namun sayang rasanya jika pulang tanpa membawa cinderamata. Saya pun mencari toko cinderamata. Sambil menanyakan tempat membeli cinderamata, saya berbincang dengan pengelola air terjun. Menurutnya, minimnya promosi membuat tempat ini dan beberapa objek wisata di Pulau Karimun tidak terlalu dikenal, bahkan untuk sekedar cinderamata saja sulit ditemukan di tempat ini. Semoga pengelolaan wisata di pulau ini bisa lebih ditingkatkan, sehingga pariwisata daerah bisa maju.

Lokasi

Terletak di Desa Pongkar, Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Propinsi Kepulauan Riau.

Peta dan Koordinat GPS: 1° 6' 10.90" N 103° 21' 54.00" E

Aksesbilitas

Berjarak lebih kurang 15 km dari Tanjung Balai Karimun atau 3 km dari Pantai Pongkar ke arah tenggara. Selanjutnya untuk mencapai lokasi air terjun harus melewati jalan setapak lebih kurang 100 m yang harus ditempuh dengan berjalan kaki.

Untuk perjalanan menuju Pantai Pongkar itu sendiri memakan waktu sekitar 20 menit dari pusat kota Tanjung Balai Karimun. Saat ini belum ada kendaraan umum untuk mencapai pantai tersebut, jadi perjalanan harus ditempuh dengan kendaraan pribadi ataupun ojek. Bisa juga menggunakan taksi tanpa argo yang banyak terdapat di sekitar lokasi pelabuhan atau dapat juga dengan menyewa mobil dengan biaya Rp 350.000-Rp 500.000 per hari ditambah dengan ongkos bensin.

Infrastruktur jalan menuju lokasi sudah tersedia dengan lebar badan jalan sekitar 6 meter sehingga bisa dilalui dengan dua lajur kendaraan roda empat atau enam. Kualitas jalannya terbilang sudah cukup bagus dan mulus.

Dari jarak 15 kilometer menuju lokasi, sekitar 3-5 kilometer jalannya tergolong bagus. Selebihnya, keadaannya terbilang masih rusak. Bukan hanya sekadar berlubang, melainkan banyak onggokan batu yang bertumpuk di tengah jalan sehingga perjalanan dari Tanjung Balai yang seharusnya bisa ditempuh dalam 20 menit menjadi 30 menit, bahkan 45 menit.

Fasilitas dan Akomodasi

Sudah tersedia rumah makan, taman rekreasi dan kolam renang yang kecil di sekitar air terjun.