Air Terjun Tahapan Telu Kali - Minahasa

Dinamakan Air Terjun Tahapan Telu Kali karena memiliki tiga tahapan air terjun, namun dari lokasi ini hanya bisa dilihat hanya tahapan yang terakhir, sedangkan yang pertama dan kedua letaknya diatas tahapan ini. Untuk tahapan yang pertama memiliki ketinggian hanya 10-15 m, yang kedua 20-30 m, dan yang ketiga yang paling bawah memiliki ketinggian sekitar 60 m.

Untuk tahapan yang terakhir ini air mengucur membentuk dua terjunan air yang bersebelahan dan menimbulkan deru besar yang mempesona.

Lokasi

Terletak di Desa Kali, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Propinsi Sulawesi Utara.

Peta dan Koordinat GPS: 1° 23' 18.51" N 124° 50' 13.33" E

Aksesbilitas

Berjarak sekitar 10 km atau 15-20 menit waktu tempuh dari Kota Manado ke arah Tomohon. Untuk menuju kesana bisa menggunakan kendaraan pribadi atau umum.

Jika menggunkan kendaraan umum dimulai dari Pasar Pinasungkulan yang dikenal juga dengan nama terminal Karombasan. Perjalanan dari Terminal Karombosan ke desa Kali ini cukup singkat, tidak sampai 1 jam. Tempat pemberhentian akhir angkutan umum berada tepat di depan gerbang objek wisata Air Terjun Kali.

Dari tempat parkir, dilanjutkan dengan berjalan kaki menuruni sekitar 200 anak tangga terbuat dari beton yang terkadang licin akibat ditumbuhi lumut. Sepanjang perjalanan akan ditemui beberapa pos peristirahatan. Akan tetapi terlihat kondisinya sudah cukup memprihatinkan. sudah rusak, banyak coretan disana-sini

Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp. 2000,- per orang.

Fasilitas dan Akomodasi

Umumnya fasilitas yang terdapat di objek wisata air terjun ini tidak terawat. Hal ini terlihat dari banyaknya sampah yang menggunuk di beberapa tempat, dua WC yang berada di dekat air terjun, sudah tidak memiliki pintu. Keadaan di dalamnya pun sangat kotor. di lantai maupun bak tempat penampungan air. Airnya pun sudah tidak mengalir lagi. Juga tempat istirahat pengunjung tidak terawat dan penuh coretan.

Wisata Lain

Obyek Wisata Batu Pinantik, yaitu batu yang berusia tua yang dipenuhi tulisan-tulisan sekitar tahun 1800 an.

Makam salah satu pahlawan nasional yaitu Tuanku Imam Bonjol, tokoh yang memimpin Perang Paderi di Minangkabau antara tahun 1821 hingga 1837. Setelah tertangkap, akhirnya beliau diasingkan ke Pineleng hingga akhirnya wafat pada tanggal 6 November 1864.