Coban Rais - Batu

Coban Rais memiliki ketinggian terjunan sekitar 20 m dan merupakan salah satu obyek wisata air terjun di kota Batu. Coban ini berada di ketinggian sekitar 1025 m dpl di lereng Gunung Panderman. Dulunya coban ini bernama Coban Sabrangan yang berarti jika hendak ke coban ini harus menyebrang 14 sungai.

Pagi hari merupakan waktu terbaik jika ingin mengunjungi tempat wisata ini. Dan sangat tidak disarankan untuk mengunjungi tempat ini saat musim hujan.

Adalah jalan bertanah dengan diselingi rerumputan di kanan atau kiri jalan yang menyambut kami ketika berjalan kaki. Areal parkir yang cukup luas "dihiasi" dengan para pedagang kaki lima yang sedang berjualan di sekitarnya. Mulai cilok, bakso, es rujak manis ada di sana.

Karena tak ingin kesiangan, maka kami berangkat menuju lokasi yang sudah ada petunjuknya, yakni jalan makadam (jalan tanah/bebatuan) yang dikhususkan untuk pejalan kaki. Suasana cukup ramai ketika kami berjalan beriringan. Karena sesekali bebarengan dengan dengan serombongan anak-anak sekolah yang sedang melakukan kegiatan sekolah versi alam.

Semula, perjalanan sangat menyenangkan. Jalan tanah mendatar sangat mudah untuk dilalui, ditambah aneka tetumbuhan yang beragam jenis banyak tumbuh di sekitarnya. Sehingga tampak warna khas hijau dedaunan menjadi pemandangan yang lazim di tempat ini. Nampak pula di kejauhan,beberapa bukit yang cukup tinggi menjulang dengan hiasan rindang hijau aneka tumbuhan. Sekian lama kami berjalan menempuh jalanan tanah yang berbatu, nampak ada semacam sungai kecil di sebelah kami. Sungai yang nampaknya sengaja dibuat untuk mempermudah akan kebutuhan akan air segar. Hal itu diperkuat dengan adanya beberapa pipa-pipa besi yang sempat menyembul keluar di bawah tanah. Namun tak lama kemudian, jalanan tanah yang kami ikuti itu berubah "bentuk". Yang semula mudah dilewati, kini malah berubah menjadi jalan setapak sempit yang agak susah dilewati dengan kondisi sedikit menanjak.

Lokasi

Terletak di Dusun Dresel, Desa Oro-oro Ombo (Ngaglik) Kecamatan Batu, Kota Batu, Propinsi Jawa Timur.

Peta dan Koordinat GPS:

https://goo.gl/maps/4Upd884At122

7° 58' 1.55" S 112° 30' 1.23" E

Aksesbilitas

Berjarak 7 km dari kota Batu atau ± 3,5 Km dari bumi perkemahan Coban Rais. Jika dari Terminal Batu arahkan kendaraan langsung menuju arah Studio Batu TV di desa Dresel. Selanjutnya perjalanan diteruskan dengan menyusuri jalan setapak yang relatif landai, melewati hutan dan menyusuri sungai yang memakan waktu sekitar 30 menit. didalam perjalan anda akan menemukan persimpangan, pilih sebelah kanan dan

Bagi yang menggunakan kendaraan umum dari kota Malang naik Al atau ADL dan turun di terminal Landung sari. Selanjutnya berganti kendaraan dengan naik Mikrolet jurusan Malang- Batu lewat Oro-oro Ombo

. Setelah bertemu kami pun langsung Naik Mikrolet jurusan Malang-Batu lewat Oro-oro Ombo. suasana riang di mikrolet tidak bisa terlupakan sepanjang masa.

Setelah melalui jalan berkelok-kelok kami pun tiba. tapi perjalanan masih jauh, karena kami harus berjalan kaki melewati perkampungan dan lembah kira-kira 5 KM. namun semua itu tidak menyurutkan semangat kami. jalan becek dan berkelok kami lalui dengan bersendau gurau sehingga capek tidak terasa.

Jam 4 sore kami tiba di bukit perkemahan, kami pun bergegas memasang tenda, menyiapkan perapian untuk masak, dll. Saat malam tiba Pemandangan menakjubkan terpampang jelas di mata kami, hamparan kelip-kelip lampu Kota Malang berpadu dengan bintang di malam hari menambah keren dan indah pemandangan.

Tiket dan Parkir

Tiket masuk adalah Rp 3500 berikut sumbangan untuk desa. Sedangkan tarif parkir adalah Rp 500 untuk sepeda motor.

Fasilitas dan Akomodasi

Tersedia area bumi perkemahan, toilet berjuml;ah 3 unit

Rimbunnya pepohonan tak menghalangi kami ketika berjalan menyusuri sedikit demi sedikit alur jalanan menuju Coban Rais. Teriknya matahari tak sedikitpun membuat kami merasa putus asa untuk menyelesaikan agenda travelling kami. Kami tetap berjalan dengan perlahan-perlahan sambil menikmati kicauan burung dan aneka serangga yang banyak berseliweran di sana-sini.Ketika tiba di balik sebuah gundukan tanah yang tinggi, kamisedikit terncengang kondisi yang kami lihat!! Jalan setapak dengan tingkat kemiringan sekitar 45 derajat terpampang di hadapan kami. Sejenak kami terdiam untuk menghela napas mengumpulkan tenaga kami untuk melanjutkan petualangan menembus belantara wisata alam Coban Rais. Kami menembus berbagai jalanan yang semakin lama semakin menanjak, seakan tak habis-habisnya jalan tanjakan bertanah dan berbatu ini. Untungnya jalur jalanan menuju lokasi air terjun banyak yang "ditutupi" dengan rindangnya pepohonan di kiri-kanan jalan yang harus kami lalui. Jadi kami tidak begitu merasa kepanasan, bahkan merasa cukup terbantu dengan kondisi yang sangat rindang dan sejuk ini. Perjalanan dilanjutkan, usai melewati berbagai jalanan "ekstrim" tersebut, kami juga melewati dam (bendungan kecil) yang nampaknya masih dalam tahap renovasi. Maka kami sempatkan istirahat dulu disitu untuk menghimpun sisa-sisa tenaga yang kami punya. Kebetulan tempat yang kami lewati adalah salah satu tempat yang cukup lapang dan rindang di bawah pepohonan. Boleh dikatakan, kami melewati beberapa bukit terlebih dahulu sebagai "uji nyali" kami untuk menempuh ke lokasi air terjun. Jalur setapak di selebar satu meter yang penuh bebatuan, dimana sebelah kanan adalah tebing batu dan sebelah kirinya jurang, adalah sebagian pemandangan yang kami nikmati. Perjalanan ini masih cukup jauh dan begitu melelahkan...namun tak menyurutkan kami untuk terus menyelesaikan perjalanan menuju lokasi akhir.

Perjalanan kami lanjutkan lagi. Kali ini suasana rindang pepohonan dan udara yang mulai terasa dingin sangat menyejukkan kami. Jalanan mendaki masih tampak belum selesai, dan masih berlanjut. Kemudian diantara rimbun pepohonan dan semak-belukar, kami melihat dan mendengar gemericik air yang mengalir. Waahh....sudah dekat rupanya dengan air terjun Coban Rais. Jalan satu-satunya meneruskan perjalanan adalah dengan melewati sungati kecil tersebut yang terasa sangat dingin. Namun cukup menyegarkan suasana selama berjalan lebih sering diterpa terik sinar matahari. Segar, sejuk dan jernih....itulah ungkapan yang bisa kami ungkapkan saat itu.

Di sela-sela belantara rimba inilah air terjun ini tujuan kami. Melelahkan, cukup menguras energi dan kekuatan fisik kami. Namun, begitu melihat tujuan kami, rasa capek terasa sirna seketika. Legaaa......

Berbagai tikungan, tanjakan, telah kami lalui, dikombinasi dengan suara gemuruh air terjun membuat semangat kembali membara. Yup...betul...kami telah sampai di sebuah air terjun yang cukup tinggi. Kira-kira 100 meter (mungkin lhoo...karena nggak bawa penggaris...hihiihi....), cukup deras air yang mengalir dari atas menuju ke bawah. Air yang meluncur ke bawah melalui bebatuan bukit ini menambah semarak kesegaran lingkungan. Karena cipratan embun dari air terjun ini menyeruak ke sekitarnya. Nampak bebatuan di bawah terpaan air terjun nampak mengkilap dan berwarna legam.

Air yang jatuh kebawah ini tidak seluruhnya langsung jatuh ke dasar, ada sebagian lagi yang menghempas dataran kecil di tengah-tengah air terjun, sebagian lagi baru jatuh ke bawah...ke dasar air terjun. Tepat di bawah air terjun, tepatnya sekitar 5 meter dari kolam tempat dasar air terjun terdapat seonggok pohon besar tumbang yang melintang. Kolam kecil di bawah air terjun tampak "dibendung" dengan tumpukan kayu-kayu yang sengaja dibuat sedimikian rupa agar air tidak meluas.