Curug Semawur - Kendal

Curug Semawur terdiri dari 8 tingkat dengan airnya yang jernih dan tidak pernah kering di musim kemarau. Pada tingkat pertama air mempunyai ketinggian sekitar 25 meter, dan tingkat kedua berketinggian 50 meter. Dari dasar lembah, hanya tiga tingkat air terjun yang bisa dilihat dengan mata.

Curug ini berada di ketinggian 1300 m dpl dan mengalir di Kali Bajang.

Untuk sampai di desa terakhir (jiwan) ini, ada beberapa alternatif alat trasportasi, diantaranya kita bisa naik angkutan umum jurusan sukorejo, setelah itu kita minta turun di pertigaan plantungan, disini para tukang ojek dengan siap sedia mengantarkan kita sampai ketujuan. Namun jika kita rombongan banyak, alangkah baiknya kita mencarter mobil pick-up, baik itu dipasar weleri maupun dipasar sukorejo (tergantung keberadaan kita dimana) itupun tentu setelah sapakat dengan harga hasil tawar menawar. Untuk alternatif terakhir terakhir kita juga bisa menggunakan kendaraan pribadi, dan ternyata cara inilah yang paling efektif serta efisien, selain bisa lebih santai didalam perjalanan, kita juga tidak kuatir akan waktu pulangnya nanti. Terlebih lagi kondisi jalan disinipun sudah beraspal mulus, serta berkelok-kelok.

Penulis, kali ini menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju kedesa terakhir (jiwan) ini, disepanjang perjalanan menuju kedesa jiwan ini, penulis begitu menikmati akan keindahan panorama alamnya, setelah disuguhi dengan hutan cemara serta perkebunan cengkeh, selanjutnya kita akan disambut dengan hamparan persawahan yang begitu luas dan berterasering, apalagi ditambah dengan perbukitan yang menghjiau, menambah kepuasan jiwa tersendiri bagi penulis.

Dan yang tak kalah nikmatnya, kita juga akan digoda dengan kicauan burung-burung serta gemerciknya aliran sungai, apalagi kita akan dibuai oleh tiupan lembut angin lembah (karena memang daerah ini masih merupakan kakinya gunung perahu). keadaan inilah yg bisa mengusir rasa kesepian serta kejenuhan kita.

Setelah sampai didesa jiwan ini, kita bisa menitipkan kendaraan kita ke warga sekitar, (karena memang disini belum tersedia area untuk parkir) kali inipun penulis menitipkan kesalah satu warga desa jiwan (Bp Solikhin) yang mana sebelumnya penulis juga telah berkenalan dengan beliau waktu penulis masih duduk dibangku sekolah sekitar th 1995, dengan Bp Drs. Soewardjo selaku Pembina ekstra kurikuler (pencinta alam) waktu itu.

Selanjutnya kita menuju kesungai lampir, sebagai awal petualangan kita.

Untuk sampai di air terjun “Curug Semawur” ini,ada 2 alternatif jalan yang bisa kita lalui, pertama kalau kita ingin berbasah-basahan ria, kita bisa langsung menyusuri aliran sungai lampir ini sampai keatas dengan waktu kurang lebih satu jam, namun kalau kita ingin sedikit lebih santai, kita bisa juga lewati jalan setapak yang berada diperbukitan, namun jangan kaget kalu kita bertemu dengan tanaman liar serta semak-semak, yang tingginya lebih tinggi dari badan kita sendiri, dan jalan setapak tersebut merupakan jalan menuju ke Curug Semawur yang harus kita lalui.

Perjalanan disinipun tak kalah menariknya, selain terdapat ladang penduduk yang begitu luas, serta ditanami beraneka jenis tanaman, disepanjang jalan setapak inipun banyak ditanami kopi, yang merupakan andalan pertanian dari warga sekitar, selain cengkeh dan buah melinjo tentunya.

Yg tak kalah asyiknya disini masih banyak terdapat burung-burung liar yang senantiasa menemani disetiap langkah kaki kita.

Rasa capek dan letih akan segera hilang, apalagi kita sudah berada dibawah air terjun yang pertama, dengan hawa udaranya yang begitu sejuk & segar. Disinipun kita sudah bisa mandi dengan sesuka hati, namun belum puas rasanya kalau kita tidak menuju ke air terjun yang kedua yang mempunyai ketinggin kurang lebih 30 meter, untuk menuju ke air terjun yang kedua ini, kita harus ekstra hati-hati, karena selain jalannya yang menanjak & merambat keadaan jalannya lumayan licin karena berbatu.

Setelah puas berada dibawah guyuran segarnya air terjun curug semawur, penulis beristirahat sejenak dibawah rindangnya pepohonan, sembari ngobrol santai dan makan-makan, namun tak lama penulis beristirahat, ada rombongan dari siswa sekolah, serta dari klub pencinta alam yang datang kesini, kebanyakan dari mereka langsung menuju ke area kubangan batu dan tak lama kemudian, merekapun beramai-ramai mandi dibawah segarnya guyuran air terjun.

Namun sangat disayangkan curug semawur yang begitu indah ini, kurang begitu mendapat perhatian serta kurang begitu diminati oleh para pengunjung pada umumnya, kalaupun ada, mungkin untuk mereka yang benar-benar siap akan medan yang bakal dilaluinya, karena memang kondisi jalan menuju curug semawur ini selain masih setapak alami juga begitu jauh dari desa terakhir.

Penulis sendiri menyebut curug semawur sebagai “Surga Tersembunyi Bagi Petualang Sejati”, karena memang letaknya yang paling jauh dari keramaian serta paling barat dari wilayah kabupaten Kendal.

Padahal, jika curug semawur ini dikelola serta dikembangkan dengan baik dan juga dikemas menjadi obyek wana wisata, tidak menutup kemungkinan akan menjadi andalan aset pariwisata yang berharga bagi pemerintah Kendal, untuk warga sekitarpun bisa lebih banyak lagi pekerjaanya, selain bertani mereka juga bisa membuka lahan untuk area parkir, tempat MCK umum, maupun membuka warung-warung makan.

Lokasi

Terletak di perbatasan Kabupaten Kendal dan Batang, tepatnya di Dusun Jiwan, Desa Blumah Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal, Propinsi Jawa Tengah.

Peta dan Koordinat GPS:

Aksesbilitas

Berjarak sekitar 33 km dari kota Semarang. Untuk mencapai lokasi ke curug dari dusun Jiwan ditempuh dengan berjalan kaki selama 1,5 jam sejauh sekitar 2 km dengan kondisi naik turun.

Untuk

curug simawur terletak di perbatasan kabupaten kendal dengan batang,tapi sudah masuk batang. Perjalanan ditempuh kurang lebih 2 jam dari sukorejo, sudah termasuk perjalanan menggunakan kendaraan dan jalan kaki menuju ke lokasi. Perjalanan yang cukup melelahkan karena harus berjalan lebih dari 1 jam untuk melihat indahnya curug simawur.

cukup sulit memang mengetahui letak air terjun ini karena akses menuju kesana terbatas dan tidak ada tanda penunjuk jalan menuju kesana. Jadi pure kita menggunakan jurus silat lidah kita untuk sampai ke lokasi. Dari desa ke desa kita harus rajin bertanya hingga sampai ke desa terakhir dan terpaksa dari situ kita tidak bisa melanjutkan perjalanan menggunakan kendaraan bermotor karena medan yang ditempuh tidak memungkinkan untuk dilewati kendaraan.

mulai dari melewati hutan kecil,lereng bukit, hingga menyusuri sungai untuk sampai ke lokasi. Namun semua itu tidaklah sia2 karena pemandangan dan suasana di bawah air terjun simawur menghilangkan semua rasa kesel,capek,emosi,takut. sungguh pemandangan yang alami dan indah. Air terjun ini sendiri memiliki ketinggian yang lumayan,sama seperti curug sewu kalo saya pikir. tidak ada sampah,polusi yang mengganggu yang membuat suasana hati kembali cerah.jadi silahkan anda mencoba kesana dan jangan terlalu mudah putus asa,,karena dibalik kekesalan dan rasa capek dapat terobati setelah samapai ke lokasi.