Pola Produksi
Pola produksi didefinisikan sebagai distribusi jumlah produksi tahunan ke dalam periode yang lebih pendek dari satu tahun, misalnya caturwulan, triwulan, bulan, atau minggu.
Jenis Pola Produksi
Pada prinsipnya ada tiga macam pola produksi, yakni:
Pola Produksi Konstan, yaitu pola produksi dimana jumlah yang diproduksi setiap periode yang lebih pendek dari satu tahun selalu sama
Pola Produksi Bergelombang, yaitu pola produksi dimana jumlah produksi untuk setiap satuan waktu yang lebih pendek dari satu tahun tidak selalu sama. Biasanya mengikuti pola penjualan.
Pola Produksi Moderat, yaitu pada prinsipnya merupakan pola produksi bergelombang, namun diusahakan agar gelombang produksi itu tidak terlalu tajam sehingga dapat mendekati konstan.
Faktor Pertimbangan Memilih Pola Produksi
Pola produksi yang dapat melayani permintaan, dan tambahan biaya yang timbul sehubungan dengan penggunaan pola produksi tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan biaya yang timbul dari penggunaan pola produksi yang lain disebut sebagai Pola Produksi Optimal. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih pola produksi yang dapat melayani permintaan dan tambahan biayanya minimum, yaitu:
Pola Penjualan. Perusahaan berproduksi untuk memenuhi kebutuhan penjualan. Oleh karena itu, pola penjualan akan mempengaruhi pola produksi.
Pola Biaya.Yakni pola dari biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan naik-turunnya volume produksi, antara lain:
Biaya Perputaran Tenaga Kerja, yakni biaya yang timbul sehubungan dengan penarikan dan atau pemberhentian tenaga kerja.
Biaya Simpan, yakni biaya yang timbul sehubungan dengan penyimpanan persediaan.
Biaya Lembur, yakni biaya yang timbul sehubungan dengan kelebihan jam kerja karyawan (over time premium cost).
Biaya Subkontrak, yakni biaya yang timbul sehubungan perusahaan melakukan pemesanan produk yang sama ke pihak lain.
Kapasitas Maksimum Perusahaan
Contoh Cara Menentukan/ Memilih Pola Produksi yang Optimal
Di dalam merencanakan pola yang tepat bagi produksi suatu perusahaan dapat dipergunakan ANALISIS BIAYA TAMBAHAN atau INCREMENTAL COST ANALYSIS. Masing-masing pola produksi akan terlihat memiliki biaya tambahan yang berbeda-beda. Oleh karena itu dapat kita pilih pola produksi yang akan menimbulkan biaya tambahan yang paling kecil.
CONTOH:
Suatu perusahaan menghadapi pola penjualan sebagai berikut:
Perusahaan akan memenuhi penjualan tersebut dengan salah satu alternatif pola produksi berikut ini:
Pola produksi konstan pada tingkat 500 unit per triwulan
Pola yang bergelombang dengan mengikuti pola penjualan.
Pola produksi moderat dengan ketentuan bahwa untuk triwulan I dan II berproduksi pada tingkat 400 unit, dan kemudian pada triwulan III dan IV berproduksi pada tingkat 800 unit.
Informasi lain yang ada dalam perusahaan adalah sebagai berikut:
Kapasitas maksimum 1000 unit per triwulan
Biaya simpan Rp.100,- per unit per triwulan
Biaya perputaran tenaga kerja sebesar Rp.4000,- untuk setiap kenaikan produksi sebesar 200 unit. Penurunan produksi tidak menimbulkan biaya labor turn over. Sedang biaya subkontrak sebesar Rp.2.000,- per unit
Upah lembur sebesar Rp.1.000
Pembahasan:
1. ANALISIS INCREMENTAL COST untuk Pola Produksi Konstan
1.1. Pola Produksi Konstan
1.2. Incremental Cost Pola Produksi Konstan
2. ANALISIS INCREMENTAL COST untuk Pola Produksi Bergelombang
2.1. Pola Produksi Bergelombang
2.2. Incremental Cost Pola Produksi Bergelombang
3. ANALISIS INCREMENTAL COST untuk Pola Produksi Moderat
3.1. Pola Produksi Moderat
3.2. Incremental Cost Pola Produksi Moderat
4. Kesimpulan
Pola Produksi Moderat memiliki biaya tambahan yang paling kecil. Karena itu, Pola Produksi yang dipilih adalah Produksi Moderat.(Hendra Poerwanto G)
Sangat berterimakasih bila bersedia mencantumkan alamat link halaman ini sebagai sumber
***