Infonomics

Black Panther, Sumber Daya Alam dan Keterbukaan Ekonomi

Siapa yang tidak tahu film Black Panther, film besutan Marvel ini menjadi salah satu box office pada tahun 2018 lalu dan memperoleh pendapatan ratusan milyar dollar Amerika. Film ini juga mendapatkan tiga penghargaan dalam Academy Awards tahun 2019 yaitu Desain Produksi Terbaik, Musik Orisinil Terbaik dan Desain Kostum Terbaik. Film ini menceritakan bagaimana T'Challa (Chadwick Boseman) seorang putra mahkota yang baru dinobatkan sebagai raja menghadapi tantangan yang mampu menggoyahkan kerajaan Wakanda. Negeri Wakanda merupakan negara fiksi yang terletak di Afrika Timur.

Vibranium sebagai Sumber Daya Alam Utama Wakanda

Bagi penggemar film Marvel pasti sudah tidak asing lagi dengan kata vibranium. Ya, benar sekali, vibranium merupakan mineral penyusun tameng milik Captain America. Dari Wakanda-lah vibranium berasal. Wakanda menjadi negeri yang kaya dan makmur berkat vibranium. Ini mirip dengan kondisi negara-negara Afrika yang kaya akan sumber daya alam. Wakanda menerapkan manajemen yang sangat baik dalam mengelola sumber daya yang tidak terbarukan ini. Mereka menggunakan vibranium untuk kepentingan masyarakatnya sehingga masyarakat Wakanda menjadi sejahtera, makmur dan menjadi negara nomor satu di dunia dalam hal penguasaan teknologi.

Sumber: www.naviri.org
Sumber: www.africadata.com

Natural Resources Curse?

Berbeda dengan Wakanda, negara-negara Afrika yang bertetangga dengan Wakanda mengalami yang dinamakan natural resources curse atau yang dinamakan kutukan sumber daya alam. Negara-negara di Afrika perekonomiannya sebagian besar mengandalkan ekspor bahan-bahan mineral (emas, intan, batu bara, dll). Jika harga mineral dipasaran anjlok maka bisa dipastikan akan membawa dampak yang sangat buruk bagi perekonomian karena mereka sangat bergantung pada ekspor mineral. Negara yang memiliki kekayaan SDA yang melimpah seharusnya memiliki tingkat kesejahteraan dan kemakmuran yang bagus (PDB tinggi, distribusi pendapatan merata, dll) namun yang terjadi adalah sebaliknya. Hasil pengelolaan sumber daya alam yang ada hanya dinikmati oleh segelintir kalangan saja.

Berbeda dengan Wakanda, mereka memilih untuk menutup dirinya dari perdagangan Internasional, dalam ekonomi kita kenal dengan istilah autarky economic. Hal ini dapat terjadi jika suatu negara dapat melakukan swasembada kebutuhannya sehingga tidak perlu melakukan perdagangan dengan negara lain.

Keterbukaan Ekonomi sama dengan Kemakmuran?

Perdagangan membawa kemakmuran, itulah yang biasa kita dengar. Negara-negara tetangga Wakanda di Afrika melakukan perdagangan internasional namun mengalami permasalahan sosial dan ekonomi yang serius di negaranya. Di akhir film Black Panther memutuskan untuk membagi pengetahuan dan vibraniumnya kepada dunia luar. Apakah ini sebuah keputusan yang bijak dari T'Challa? Bagaimana jika Wakanda akan mengalami hal yang serupa dengan negara-negara Afrika lainnya?

Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, negara-negara yang mengalami apa yang dinamakan natural resources curse merupakan kesalahan dalam manajemen negaranya, ini diperburuk dengan adanya konflik antar suku dan lain-lain. Kemudian jika Wakanda membagi vibraniumnya kepada dunia maka ia akan unggul dalam hal keunggulan komparatif dan memiliki daya monopoli. Kalau sekarang kita berada pada revolusi industri 4.0 maka jika vibranium disebarluaskan kepada dunia luar maka bisa jadi kita bisa langsung melompat pada revolusi 6.0, ini hanya pengandaian saja. Ini dikarenakan ending film berakhir pada scene tersebut. Mungkin kita membutuhkan film Black Panther 2 untuk mengetahui kelanjutannya. (sev)

Paradoks Nilai: Mengapa Berlian Lebih Berharga dari pada Air?

Semua orang pasti setuju tentang air sebagai sumber kehidupan. Tanpa air kita tidak bisa hidup. Menurut penelitian, manusia bisa bertahan tanpa makan selama lima hari, namun manusia hanya bisa bertahan 3 tanpa minum. Ini membuktikan bahwa air merupakan hal vital dalam kehidupan manusia. Air diperlukan manusia untuk metabolisme dalam tubuhnya dan digunakan tubuh untuk mencerna makanan dan membantu transportasi nutrisi ke seluruh tubuh.

Mengingat pentingnya air dalam kehidupan manusia pastinya semua setuju jika air merupakan sesuatu barang yang bernilai tinggi. Namun siapa sangka, air kalah pamornya dengan berlian dalam hal harga jualnya? Mengapa hal ini bisa terjadi? Jika dipikir-pikir berlian memiliki nilai kegunaan yang tidak terlalu penting jika dibandingkan dengan air. Tanpa berlian pun kita masih bisa hidup dan survive. Kira-kira apa yang menyebabkan bisa demikian?

Dalam ekonomi, kita mengenal yang namanya The Law Of Diminishing Marginal Utility yaitu bahwa semakin banyak suatu barang yang dikonsumsi, maka tambahan nilai kepuasannya yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun. Misalkan begini, pada saat kita haus kemudian minum segelas air maka kepuasan yang kita peroleh sangat besar, saat meminum satu gelas air untuk ke-2 kalinya kepuasan yang kita peroleh masih besar namun tidak sebesar gelas yang pertama. Lalu saat minum gelas ketiga rasa haus sudah terobati dan saat meminum gelas ke-4 dan ke-5 sudah merasa sangat kembung dan tidak berselera lagi. Ini membuktikan bahwa setiap tambahan satu gelas yang diminum akan menghasilkan tambahan kepuasan yang semakin menurun

Namun, The Law Of Diminishing Marginal Utility tidak berlaku pada berlian/emas. Saat kita diberi satu cincin berlian, lalu ditambah lagi satu cincin, ditambah lagi seterusnya sampai ke-10 tidak akan menurun kepuasannya, justru akan semakin meingkat kepuasannya. Hal ini berbanding terbalik dengan air tadi. Ditambah lagi penghargaan masyarakat pada logam mulia membuat harganya semakin meroket. Logam mulia merupakan SDA yang tidak dapat diperbaharui sehingga membuatnya langka dan banyak dicari, berbeda dengan air yang mudah dijumpai dan didapatkan. (sev)

Cara Memantau Kinerja Guru di Kelas

Mungkin bagi sebagian guru seringkali bertanya di dalam hatinya, "Apakah saya sudah melakukan hal yang benar di kelas tadi? Apakah saya melakukan kesalahan dalam pembelajaran?" Hal-hal inilah yang seringkali terlintas di benak para guru.

Video di samping menjelaskan bagaimana pekerjaan paling sulit yaitu guru justru jarang sekali mendapatkan feedback mengenai apa yang telah dilakukan, sehingga guru tidak tahu apa yang sudah dilakukannya sudah benar atau belum.

Dalam video tersebut dijelaskan pula bagaimana melakukan sebuah refleksi pembelajaran, sehingga apa yang terjadi di kelas tidak hanya diketahui oleh Tuhan dan guru itu sendiri. (sev)